Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi seluruh alam. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., pembawa risalah kebenaran sampai Hari Akhir kelak.
"Al-Qur'an yang kami turunkan kepadmu penuh dengan keberkahan agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang berakal mendapat pelajaran." (Q.S Sad [38]: 29)
"Orang-orang yang telah diberi Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya. Mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya. Siapa yang ingkar kepadanya, mereka itulah orang yang rugi." (Q.S Al-Baqarah [2]: 121)
Alhamdulillah, atas rahmat dan inayah-Nya, kami dapat menghantarkan Al-Qur'an Tajwid Warna Al-Mu’asir ke tengah umat.
Al-Qur'an Tajwid Warna Al-Mu’asir ini dilengkapi dengan banyak keunggulan, antara lain dilengkapi dengan terjemah yang lebih mudah dipahami, transliterasi (Arab-Latih) per baris, Asbabun Nuzul, Khazanah Intelektual, Mutiara Hadis, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, dan Doa dalam Al-Quran.
Ucapan terima kasih sampaikan kepada Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama Republik Indonesia. Juga, kepada semua pihak atas kerja sama dan kontribusinya sehingga Al-Qur'an Tajwid Warna Al-Mu’asir ini dapat diterbitkan.
Semoga, kehadiran Al-Qur'an Tajwid Warna Al-Mu’asir ini dapat membantu kita menambah keilmuan dalam membaca, memahami, dan mentadaburi Al-Qur'an untuk mencapai derajat keimanan sebagaimana dijelaskan Allah pada kedua ayat di atas. Selain itu, akan memudahkan kita dalam mentadaburi firman-firman Allah Swt. serta menjadi pedoman untuk lebih mengamalkan ajaran-Nya.
Al-Qur’an adalah sumber yang sangat terpercaya. Saat membaca Al-Qur’an, kita tengah mongunsumsi informasi yang paling berkualitas. Dengan membaca Al-Qur’an, ilmu paling tinggi bisa kita raih. Narasumber Al-Qur’an adalah narasumber nomor wahid, tidak ada yang bisa menyamai-Nya.
Ya, Al-Qur’an adalah rujukan. Ia selayaknya "instruksi manual" yang memandu manusia menjalani kehidupannya dengan hasil yang paling baik. Melalui Al-Qur’an, kita mengenal kehidupan di masa lalu, kehidupan para nabi, para penindas, orang beriman, orang kafir, orang yang masuk surga, sampai orang-orang yang dikutuk oleh Allah Swt. Dengan tegas, Al-Qur’an mengabarkan pula balasan serta ganjaran manusia sesuai dengan perilaku dan tingkat ketaatan mereka.
Namun, Al-Qur’an hanya bisa menjadi rujukan jika kita memahami isinya. Tidak akan sempurna bacaan Al-Qur’an jika kita hanya menjadikan ayat-ayatnya sebagai repalan hafalan yang kita ulang-ulang setiap hari, tetapi kering dengan makna. Induk bahasa Al-Qur’an adalah bahasa Arab. Ia merupakan bahasa yang sangat kaya. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa dengan sempurna memahami bahasa yang sudah berusia ribuan tahun itu. Lalu, apa solusinya? Disusunlah terjemah. Terjemah merupakan salah satu cara yang paling baik agar kita bisa memahami isi kandungan dalam Al-Qur’an.
Sebagian orang ada yang berpendapat bahwa membaca terjemah tidak akan mendatangkan pahala. Akan tetapi, bagaimana seseorang mendapatkan hidayah jika ia tidak memahami apa yang dibacanya? Dengan membaca terjemah, kita menjadi tahu, sehingga pada akhirnya kita bisa mentadaburi maknanya dan mengambil manfaat dari ayat-ayatnya, dari sanalah sumber pahalanya. Sebagaimana disebutkan tadi, bahasa Arab adalah bahasa yang sangat kaya, sehingga ikhtiar para ahli untuk melakukan proses penerjemahan sangat wajib diapresiasi. Alasannya, tidak semua orang dikaruniai kapasitas keilmuan memadai untuk dapat menerjemahkan ayat demi ayat dalam Al-Qur’an.
Namun, sifat kehati-hatian kadang menjadi bumerang. Salah satunya, saat menerjemahkan suatu ayat, tidak jarang terjemahan dilakukan secara lafaz saja. Maksudnya, penerjemahan dilakukan kata demi kata, bukan makna keseluruhan dalam suatu ayat. Sehingga, saat dibaca secara keseluruhan, isi kalimatnya menjadi rancu. Kalimatnya yang berbahasa Indonesia, tetapi strukturnya masih berbahasa Arab.
Oleh karena itu, tim kami menggodok satu terjemahan yang bisa menjembatani hal tersebut. Dasar terjemahan yang kami pakai terjemah berbahasa Indonesia yang sudah beredar saat ini. Akan tetapi pendekatan terjemahan yang kami lakukan menggunakan pendekatan Tarjamah Ma'nawiyyah. Artinya, terjemah bahasa Indonesia yang lebih mengutamakan dan mengikuti struktur bahasa Indonesia, tetapi tidak mengurangi makna yang dikandung dalam struktur bahasa Al-Qur’an. Sehingga, hasil terjemahan lebih kontekstual dan kontemporer. Selain aspek struktur bahasa, beberapa kata atau penggunaan istilah sengaja kami sesuaikan dengan logika qur’ani. Kami menamai terjemah ini dengan Terjemah Al-Mu’asir.
Kalau sudah ada terjemah Al-Qur’an yang lebih lugas dan mudah dicerna, tugas kita untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an akan lebih mudah. Sekarang, tinggal konsistensi kita dalam mempelajari Al-Qur’an yang akan menentukan apakah kita layak atau tidak mendapatkan berkah Al-Qur’an ini. Semoga, segala kemudahan dalam mengakses Al-Qur’an dan terjemahan dalam berbagai variannya dapat lebih memberi semangat dalam mempelajari dan mengamalkannya. Aamiin.
Bandung, Rabiul Awwal 1435 H/Januari 2015
Dr. H. Aam Amiruddin
QS: AL-A’RÃF: 23